Fanfiction : Watashi to Onii-chan to Senpai Chapter 1


Iori
“Aku ingin bersama Onii-chan”.
“Iori”.
“Otou-san lepaskan”.
“Onii-chan”.
“Tidak bisa, Dia harus bersamaku”.
“T-tapi, Otou-san....”.
“Hentikan Iori, Sora harus bersama Otou-san”.
“Tapi, Iori mau bersama Onii-chan. Hiks”.
Kedua tangan kecil yang saling berpautan terlepas.
“I-iori....”.
“Onii-chan......”
Aku membuka mataku secara paksa, napasku tidak karuan, keringan mengucur dari pelipisku. Ya ampun, mimpi itu lagi.
Aku segera bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Aku memandang diriku di cermin. “Apa gara-gara Aku, Otou-san dan Okaa-san bercerai” batinku.
Itulah yang selalu menjadi pikiranku sejak dulu. Aku tidak mengerti kenapa mereka selalu bertengkar setiap hari saat Aku masih kecil. Otou-san yang selalu marah-marah tanpa sebab dan selalu melibatkanku sedangkan Okaa-san selalu membelaku. Yang bisa ku lakukan hanyalah menangis dan menutup telinga rapat-rapat. Saat itulah....
“Ayo, keluar Iori”.
“Onii-chan”.
Aku menuruni tangga dan menuju dapur. Sepi sekali. Ternyata Okaa-san sudah berangkat. ku ambil selembar roti dan membuka kulkas untuk mengambil bekal.
“Hump....apa ini?” aku mengambil selembar kertas yang diletakkan di atas kotak bento.
Hari ini hari pertama kamu masuk SMA, selamat ya...
Maaf ya Aku  tidak bisa merayakannya bersamamu pagi ini.
Tetap Semangat Iori-chan.
By: Okaa-san
P.S. Nanti jangan lupa cari teman biar kamu tidak sendirian terus, OK.
P.S.S. Temannya jangan buku terus.
P.S.S.S. Hati-hati di jalan.
Aku hanya tersenyum tipis. ya ampun, Okaa-san sampai-sampai menyampaikan hal yang tidak penting. Aku kan tidak punya teman bukan karena keinginanku. Tapi karena buku yang menjadi tembok penghalang antara Aku dan mereka.
“Ittekimasu” ucapku sebelum berangkat. Tidak ada jawaban.
Mana mungkin ada jawaban kalau diruman tidak ada siapa-siapa. Aku keluar rumah dan berangkat dengan buku kecil ditanganku. Biasanya kalau Okaa-san melihatku seperti ini pasti akan mengomel dan berkata “Nanti ketabrak bak sampah, nanti jatuh, nanti kesenggol orang” dan sebagainya.
Dan jawabanku hanya “Tidak akan, Aku akan baik-baik saja”. Dan Aku selalu selamat sampai ke sekolah tanpa menabrak apapun.
Yah mungkin hidupku tidak seberuntung orang lain yang mempunyai keluarga lengkap, tapi Aku senang Okaa-san bersamaku. Walaupun Aku tidak selalu bertemu dengan Okaa-san setiap saat.
Sejak Okaa-san berpisah dengan Otou-san, beliau menjadi pegawai kantoran. Karena sikap profesionalnyalah yang membuatnya cepat naik pangkat. Itulah yang menyebabkannya selalu pindah tugas ke luar kota, dan yang menjadi korbannya adalah Aku. Okaa-san tidak pernah mau meninggalkanku, dia selalu membawaku kemanapun dia pergi. Hal itu yang sering membuatku pindah sekolah. Terhitung sudah 10 kali Aku pindah sekolah sejak SD sampai kelas 2 SMP.
Itulah yang menyebabkanku tidak punya teman sejak dulu sampai sekarang. Dan temanku yang paling setia adalah buku-buku.
Tapi sejak kelas 3 SMP, Okaa-san tidak pernah pindah tugas di luar kota lagi. Mungkin beliau tidak ingin di pindahkan tugas lagi. Sekarang kami kembali lagi ke Tokyo dan tidak akan meninggalkan kota ini lagi, semoga.
Lampu berwarna merah, tanda pejalan kaki boleh menyeberang jalan. Aku menyeberang jalan dengan mataku tetap setia ke arah deretan kalimat yang ada di buku. Buku ini sangat menarik jadi Aku semangat sekali untuk menuntaskannya.
Sekolah baruku lumayan jauh dari rumah, yah paling 15-20 menit berjalan kaki. Aku lulus di SMA Gekkokan, sekolah yang sangat populer di Tokyo. Yang Aku dengar sih, sekolah itu adalah sekolah terbaik se-Tokyo. Aku sih tidak memperdulikan hal itu, yang penting adalah pelajarannya bukan sekolahnya.
“Ohayou...”
“Hahaha....”
“Kau tau Aku kemarin melakukan apa?”
“Eh, Aku dengan Senpainya ganteng-ganteng lho”
“Honto? Aku ingin punya pacar”
Ya ampun, ocehan pagi di hari pertama masuk sekolah. Apa tidak ada topik yang lebih menarik selain itu.
Aku berjalan santai melewati gerombolan murid-murid itu. sesampainya di depan gerbang, Aku mengalihkan sedikit pandanganku dari deretan huruf-huruf ke deretan batu bata yang disusun menjadi sebuah bangunan di depanku. Yup SMA Gekkokan, sekolah yang memiliki luas 3-4 hektar itu berdiri megah di sebelah utara Tokyo. Sekolah yang memiliki banyak fasilitas untuk ekstrakulikuler dan taman yang luas, membuat para siswa sangat betah bersekolah disana.
Aku berjalan melewati pintu gerbang dan kembali keduniaku. Tapi, sepertinya pagi ini tidak tenang sama sekali ya.
“Kyaaa.....itu Seitou Kaichou”
“Waaa....suteki”
“Di sebelahnya ada Fuko-Kaichou.....”
“K-kakkoi....”
“Kyaaa.....Natsume-Senpai”
“Shirogane-Senpai”
“Aku ingin jadi pacar mereka”
Yare-yare, teriakan siswi penggila ketampanan cowo menggema di telingaku. Dengan terpaksa Aku menutup bukuku agar fokus dengan jalan di depan. Ku lihat sekeliling, ternyata para siswi bergerombol dan berhenti berjalan hanya untuk memperhatikan Ketua OSIS dan Wakilnya.
“Permisi Aku mau lewat” dengan susah payah Aku melewati mereka dan Akhirnya bisa masuk juga ke gedung sekolah. Aku menarik napas lega dan dengan cepat Aku menuju papan pengumuman agar tahu berada di kelas mana.
Dengan langkah santai Aku menuju kelas 1-A dan berharap dapat tempat favoritku. Dan benar saja, saat Aku masuk kursi paling pojok dekat jendela masih kosong. Aku segera duduk dan kembali membuka buku.
Baru 5 menit....
“Hei, Ayo kumpul di gedung olahraga, upacaranya akan segera dimulai”.
Dengan berat hati Aku menutup bukuku sekali lagi dan melangkah menuju gedung olahraga. Sesampainya disana, sudah banyak siswa yang berkumpul. Aku mengikuti gerombolan siswa yang 1 kelas denganku dan duduk sesuai absent. Tidak ada yang berbicara.
“Baiklah acara kita mulai, sambutan yang pertama dari Seitou Kaichou, silahkan Natsume Soraru”.
Mataku langsung membulat sempurna mendengar nama itu, Aku tidak salah dengarkan. Natsume Soraru.
Keluarlah seorang pemuda berpostur lumayan tinggi, rambut abu-abu kehitaman pendek, iris matanya berwarna ungu, dengan wajah datar tanpa ekspresi. Dia menuju podium dan menyampaikan sambutannya.
Mataku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat. Tapi tatapan mata itu mengingatkanku dengan orang yang selama ini hilang dari dalam diriku, seseorang yang hilang dari kehidupanku.
Natsume Soraru...
“Onii-chan”
.
.
to be continue

0 komentar:

Posting Komentar