Iori
“Aku ingin bersama Onii-chan”.
“Iori”.
“Otou-san lepaskan”.
“Onii-chan”.
“Tidak bisa, Dia harus bersamaku”.
“T-tapi, Otou-san....”.
“Hentikan Iori, Sora harus bersama Otou-san”.
“Tapi, Iori mau bersama Onii-chan. Hiks”.
Kedua tangan kecil yang saling
berpautan terlepas.
“I-iori....”.
“Onii-chan......”
Aku membuka mataku secara
paksa, napasku tidak karuan, keringan mengucur dari pelipisku. Ya ampun, mimpi
itu lagi.
Aku segera bangun dan pergi
ke kamar mandi untuk mencuci muka. Aku memandang diriku di cermin. “Apa
gara-gara Aku, Otou-san dan Okaa-san bercerai” batinku.
Itulah yang selalu menjadi
pikiranku sejak dulu. Aku tidak mengerti kenapa mereka selalu bertengkar setiap
hari saat Aku masih kecil. Otou-san yang selalu marah-marah tanpa sebab dan
selalu melibatkanku sedangkan Okaa-san selalu membelaku. Yang bisa ku lakukan
hanyalah menangis dan menutup telinga rapat-rapat. Saat itulah....
“Ayo, keluar Iori”.
“Onii-chan”.
Aku menuruni tangga dan
menuju dapur. Sepi sekali. Ternyata Okaa-san sudah berangkat. ku ambil selembar
roti dan membuka kulkas untuk mengambil bekal.
“Hump....apa ini?” aku
mengambil selembar kertas yang diletakkan di atas kotak bento.
Hari ini hari pertama kamu masuk SMA, selamat ya...
Maaf ya Aku tidak bisa
merayakannya bersamamu pagi ini.
Tetap Semangat Iori-chan.
By: Okaa-san
P.S. Nanti jangan lupa cari teman biar kamu tidak sendirian terus,
OK.
P.S.S. Temannya jangan buku terus.
P.S.S.S. Hati-hati di jalan.
Aku hanya tersenyum tipis. ya
ampun, Okaa-san sampai-sampai menyampaikan hal yang tidak penting. Aku kan
tidak punya teman bukan karena keinginanku. Tapi karena buku yang menjadi
tembok penghalang antara Aku dan mereka.
“Ittekimasu” ucapku sebelum
berangkat. Tidak ada jawaban.
Mana mungkin ada jawaban
kalau diruman tidak ada siapa-siapa. Aku keluar rumah dan berangkat dengan buku
kecil ditanganku. Biasanya kalau Okaa-san melihatku seperti ini pasti akan
mengomel dan berkata “Nanti ketabrak bak sampah, nanti jatuh, nanti kesenggol
orang” dan sebagainya.
Dan jawabanku hanya “Tidak
akan, Aku akan baik-baik saja”. Dan Aku selalu selamat sampai ke sekolah tanpa
menabrak apapun.
Yah mungkin hidupku tidak
seberuntung orang lain yang mempunyai keluarga lengkap, tapi Aku senang
Okaa-san bersamaku. Walaupun Aku tidak selalu bertemu dengan Okaa-san setiap
saat.
Sejak Okaa-san berpisah
dengan Otou-san, beliau menjadi pegawai kantoran. Karena sikap
profesionalnyalah yang membuatnya cepat naik pangkat. Itulah yang
menyebabkannya selalu pindah tugas ke luar kota, dan yang menjadi korbannya
adalah Aku. Okaa-san tidak pernah mau meninggalkanku, dia selalu membawaku
kemanapun dia pergi. Hal itu yang sering membuatku pindah sekolah. Terhitung
sudah 10 kali Aku pindah sekolah sejak SD sampai kelas 2 SMP.
Itulah yang menyebabkanku
tidak punya teman sejak dulu sampai sekarang. Dan temanku yang paling setia
adalah buku-buku.
Tapi sejak kelas 3 SMP,
Okaa-san tidak pernah pindah tugas di luar kota lagi. Mungkin beliau tidak
ingin di pindahkan tugas lagi. Sekarang kami kembali lagi ke Tokyo dan tidak
akan meninggalkan kota ini lagi, semoga.
Lampu berwarna merah, tanda
pejalan kaki boleh menyeberang jalan. Aku menyeberang jalan dengan mataku tetap
setia ke arah deretan kalimat yang ada di buku. Buku ini sangat menarik jadi
Aku semangat sekali untuk menuntaskannya.
Sekolah baruku lumayan jauh
dari rumah, yah paling 15-20 menit berjalan kaki. Aku lulus di SMA Gekkokan,
sekolah yang sangat populer di Tokyo. Yang Aku dengar sih, sekolah itu adalah
sekolah terbaik se-Tokyo. Aku sih tidak memperdulikan hal itu, yang penting
adalah pelajarannya bukan sekolahnya.
“Ohayou...”
“Hahaha....”
“Kau tau Aku kemarin
melakukan apa?”
“Eh, Aku dengan Senpainya
ganteng-ganteng lho”
“Honto? Aku ingin punya
pacar”
Ya ampun, ocehan pagi di hari
pertama masuk sekolah. Apa tidak ada topik yang lebih menarik selain itu.
Aku berjalan santai melewati
gerombolan murid-murid itu. sesampainya di depan gerbang, Aku mengalihkan
sedikit pandanganku dari deretan huruf-huruf ke deretan batu bata yang disusun
menjadi sebuah bangunan di depanku. Yup SMA Gekkokan, sekolah yang memiliki
luas 3-4 hektar itu berdiri megah di sebelah utara Tokyo. Sekolah yang memiliki
banyak fasilitas untuk ekstrakulikuler dan taman yang luas, membuat para siswa
sangat betah bersekolah disana.
Aku berjalan melewati pintu
gerbang dan kembali keduniaku. Tapi, sepertinya pagi ini tidak tenang sama
sekali ya.
“Kyaaa.....itu Seitou
Kaichou”
“Waaa....suteki”
“Di sebelahnya ada
Fuko-Kaichou.....”
“K-kakkoi....”
“Kyaaa.....Natsume-Senpai”
“Shirogane-Senpai”
“Aku ingin jadi pacar mereka”
Yare-yare, teriakan siswi
penggila ketampanan cowo menggema di telingaku. Dengan terpaksa Aku menutup
bukuku agar fokus dengan jalan di depan. Ku lihat sekeliling, ternyata para
siswi bergerombol dan berhenti berjalan hanya untuk memperhatikan Ketua OSIS
dan Wakilnya.
“Permisi Aku mau lewat”
dengan susah payah Aku melewati mereka dan Akhirnya bisa masuk juga ke gedung
sekolah. Aku menarik napas lega dan dengan cepat Aku menuju papan pengumuman
agar tahu berada di kelas mana.
Dengan langkah santai Aku
menuju kelas 1-A dan berharap dapat tempat favoritku. Dan benar saja, saat Aku
masuk kursi paling pojok dekat jendela masih kosong. Aku segera duduk dan
kembali membuka buku.
Baru 5 menit....
“Hei, Ayo kumpul di gedung
olahraga, upacaranya akan segera dimulai”.
Dengan berat hati Aku menutup
bukuku sekali lagi dan melangkah menuju gedung olahraga. Sesampainya disana,
sudah banyak siswa yang berkumpul. Aku mengikuti gerombolan siswa yang 1 kelas
denganku dan duduk sesuai absent. Tidak ada yang berbicara.
“Baiklah acara kita mulai,
sambutan yang pertama dari Seitou Kaichou, silahkan Natsume Soraru”.
Mataku langsung membulat
sempurna mendengar nama itu, Aku tidak salah dengarkan. Natsume Soraru.
Keluarlah seorang pemuda
berpostur lumayan tinggi, rambut abu-abu kehitaman pendek, iris matanya
berwarna ungu, dengan wajah datar tanpa ekspresi. Dia menuju podium dan
menyampaikan sambutannya.
Mataku masih tidak percaya
dengan apa yang kulihat. Tapi tatapan mata itu mengingatkanku dengan orang yang
selama ini hilang dari dalam diriku, seseorang yang hilang dari kehidupanku.
Natsume Soraru...
“Onii-chan”
.
.
to be continue
0 komentar:
Posting Komentar