“bantu aku”
“tolong aku”
“selamatkan aku”
Aku
hanya bisa menutup telinga, mendengar suara-suara itu.
“bantu aku”
“tolong aku”
Teriakan
itu, permintaan itu, selalu saja menghampiriku.
“tolong aku”
Teriakan
itu semakin banyak dan aku hanya bisa berharap “tolong hentikan semua
ini”.
メモリ (Memories)
.
Inspirasi
dari berbagai sumber
Kuroko
no Basuke hanyalah milik Tadatoshi Fujimaki
Rating:
T
Warning:
OOC, typo, supranatural, friendship/romance, dll
Don’t
like don’t read
Enjoy!
Reika POV
“UWAAA” teriakku
saat terbangun dari tidurku yang amat kelam. Keringat membasahi seluruh tubuhku.
Aku mencoba mengatur napas dan melihat sekeliling, warna putih dominan
menghiasi ruangan itu.
“ternyata hanya
mimpi” Aku bersyukur masih berada di kamarku sekarang ini, tapi apa kemudian
hari aku akan tetap berada disini?
Oh Aku lupa
memperkenalkan diri, namaku Shikaku Reika. Aku tinggal bersama kedua orangtuaku
dan seorang adik laki-laki. Aku bersekolah di Teiko Gakuen di kelas 2-A.
Orang-orang melihatku seperti anak normal lainnya, tapi ada suatu hal yang Aku
sembunyikan dari semua orang termasuk orang tuaku sendiri yaitu, Aku bisa
melihat penampakan hantu (yourei).
Aku telah
menyembunyikan hal itu sejak kecil dan penglihatan itu diwariskan oleh nenekku.
Aku selalu mengingat kata-katanya “kamu tidak boleh membantu mereka (yourei)
atau nyawamu akan dalam bahaya”. Dia juga selalu mengingatkanku untuk
menghindari mereka karena akan menyebabkan kematian.
Aku ingin sekali
membuang penglihatan itu, rasanya menakutkan melihat seseorang yang berlumuran
darah dan dalam keadaan yang tidak sempurna.
Aku benar-benar
berharap untuk tidak melihat mereka.
Normal POV
“Ohayou,
Shikakucchi” sapa seorang laki-laki berambut blonde disamping cewe itu,
“Ohayou, Kise-kun”
sapa Reika kepada cowo yang bernama Kise Ryouta. Mereka bersekolah di tempat
yang sama, jadi sering berangkat bareng.
“Shikakucchi,
matamu kenapa-ssu? Kurang tidur” tanya Kise yang sudah menyadari kantung mata
Reika menghitam seperti panda.
“ah, hanya
sedikit, Kise-kun” jawabnya singkat. Kise mengangguk tanda mengerti, mereka
hanya bercakap ringan menuju sekolah.
-skip time-
Saat pelajaran
olahraga, semua murid kelas 2-A diminta berkumpul di gym. “baiklah hari ini kita
akan bermain bola basket, jadi silahkan membentuk kelompok masing-masing”
perintah Sensei.
Semua berpencar
mencari kelompok masing-masing, hanya Reika yang belum mendapat kelompok karena
tidak tau harus bersama siapa untuk bermain.
“Shikakucchi,
ayo kesini” teriak Kise di sudut ruangan. Reika menoleh dan melempar senyum ke
pemuda itu. Dia berlari kecil menuju laki-laki itu. ternyata disana tidak hanya
ada Kise, ada anak perempuan bersurai merah muda panjang yang bernama Momoi
Satsuki, laki-laki tan bersurai biru malam bernama Aomine Daiki, juga seorang
anak laki-laki bersurai biru langit bernama Kuroko Tetsuya.
“Shika-chan, ayo
sini” teriak Momoi
“kau berisik
sekali, Satsuki. Dia juga dengar kok” kesal Aomine yang sejak tadi memainkan
bola basketnya tidak karuan.
Saat Reika sudah
di hadapan mereka, “mau satu kelompok dengan kami” tawar Kise. Karena Reika
memang tidak punya kelompok dia langsung menyetujuinya.
Reika POV
Mendengar Kise
memanggilku, Aku langsung menemuinya dan berharap Aku dibolehkan satu kelompok
dengannya. Belum Aku bertanya dia sudah menawarkannya terlebih dahulu, “mau
satu kelompok denganku” tanpa basa basi, Aku langsung menyetujuinya.
“tapi Aku tidak
bisa main basket, Kise-kun” Aku mengakui hal itu sebelum ditanya sama teman
satu kelompokku. Jujur saja, pelajaran olahraga adalah pelajaran yang tidak ku
kuasai sejak dulu.
Normal POV
Mendengar hal
itu, Momoi mencoba menghibur Reika “tidak apa, Shika-chan. Nanti mereka yang
akan mengajari kita berdua, iyakan Ki-chan, Dai-chan, Tetsu-kun” ujar Momoi seraya merangkulnya hangat.
“iya nanti Aku
akan mengajarkan kalian teknik yang Aku pelajari a.k.a copy dari Aominecchi”
terang Kise bersemangat.
“kau jangan
mengajarkan mereka cara teknik mengcopy seperti kebiasaanmu ya, Kise” ujar
Aomine yang terlihat sangat tenang membaca majalah kesayangannya. Padahal Sensei
berada tak jauh dari mereka.
“hee??
Aominecchi takut tekniknya kecolongan lagi ya” goda Kise, dan itu membuat
Aomine sedikit kesal mendengarnya.
“apa katamu,
Kise” geram Aomine.
“tidak ada tuh
ssu” jawab Kise polos.
“awas kau ya”
Kise dan Aomine main kejar-kejaran di gym, padahal ini masih jam pelajaran
olahraga.
“ya ampun,
mereka berdua selalu saja begitu” ucap Momoi pasrah melihat kelakuan
teman-temannya.
“Tetsu-kun,
ajarin kami berdua ya” pinta Momoi pada cowo bersurai biru langit yang sedari
tadi diam memperhatikan rekan-rekannya.
“Aku akan minta
bantuan Midorima-kun” terangnya tanpa menjawab permintaan Momoi.
“hump...Tetsu-kun
jahat” cibir cewe bersurai merah muda itu. tak lama, Kuroko kembali dengan
pemuda bersurai hijau berkacamata bernama Midorima Shintarou.
“ada apa,
nodayo? Aku sedang sibuk melatih kelompokku” terang Midorima seraya memperbaiki
letak kacamatanya, padahal tidak melorot dari hidungnya.
“ah Midorin,
ajarin kami cara menembak dong” pinta Momoi.
“bukannya kau
sekelompok dengan Kise dan Aomine, kenapa tidak meminta bantuan mereka saja,
nanodayo” tanya Midorima.
“Ki-chan dan
Dai-chan tidak mau, tuh lagi main kejar-kejaran” tunjuk Momoi kepada cowo
bersurai blonde dan biru malam yang tadi sempat main kejar-kejaran sekarang
sedang dihukum oleh Sensei.
“yare yare,
mereka itu” komentar Midorima. Dia menghela napas dan memperhatikan kedua gadis
itu dan Kuroko yang asik mengisap milk shake.
“baik, Aku akan
mengajari kalian melakukan shoot, Kau juga harus ikut Kuroko” ujar Midorima
“yey, Midorin
baik deh” ujar Momoi dan akhirnya mereka berlatih shoot bersama.
-skip time-
Jam tangan Reika
menunjukkan pukul 5 sore, pertanda dia akan pulang terlambat hari ini.
Reika POV
“sial sudah jam
segini, Aku akan pulang terlambat” keluhku bergegas menuruni anak tangga
sekolah. Sekolah sudah mulai sepi karena ekskul biasanya berakhir jam 4 sore,
kecuali bagi ekskul yang sengaja memulangkan anggotanya jam 6 sore yang masih
berkeliaran di sekitar sekolah.
Aku segera
menuju gerbang sekolah tanpa memperdulikan panggilan Kise yang sedang berlari
di lapangan. Sesampainya di pintu gerbang, Aku melihat jam tanganku lagi “jam
5.13” ucapnya pelan.
Aku berjalan
lesu menuju rumah. Memang tidak terlalu jauh tapi tetap memerlukan waktu 15-20
menit.
Normal POV
Sepanjang jalan
Reika hanya melihat sekeliling, matahari yang ingin tenggelam di ufuk
menunjukkan pemandangan yang cantik. Tapi, pemandangan itu tidak berarti baginya
saat melihat seseorang berdiri sendirian di dekat lampu jalan. Reika tau bahwa
itu bukan manusia, karena manusia tidak akan memakai pakaian untuk orang
matikan.
Dia terus
memperhatikannya, mulai dari rambut merah yang menyala, kimono putihnya yang
hanya sedikit lusuh, matanya yang berbeda warna yaitu merah-emas. “dia
laki-laki” tebak Reika di dalam hati.
Tapi bukan itu
yang membuat Reika tertarik, melainkan tidak ada noda darah di tubuh maupun
kimono putihnya dan tubuhnya tidak ada yang cacat. Sempurna. Padahal Yourei
yang selalu Reika lihat memiliki bercak darah di kimono putihnya yang lusuh dan
kadang dengan keadaan mengerikan.
Tapi kali ini
berbeda, Reika terus memperhatikannya. Dia tidak ingat tentang perkataan
neneknya untuk tidak menatap mereka para yourei.
Dan apalah yang
terjadi, tatapan mereka saling bertemu, antara si pemuda dan Reika. Gadis itu
tidak bisa berkutik saat si yourei mengunci tatapannya.
“kau....bisa
melihatku??”
.
.
.
To Be Continued
0 komentar:
Posting Komentar