Tatapan
itu tidak pernah ku jumpai sebelumnya
Tatapan
penuh intimidasi
Penuh
selidik
Dan
mungkin berbahaya
Apa
aku bisa keluar dari semua ini
メモリ (Memories)
.
Inspirasi
dari berbagai sumber
Kuroko
no Basuke hanyalah milik Tadatoshi Fujimaki
Rating:
T
Warning:
OOC, typo, supranatural, friendship/romance, dll
Don’t
like don’t read
Enjoy!
Normal POV
“kau....bisa
melihatku?”
Reika sangat
terkejut, padahal dia sudah yakin tidak akan ketahuan oleh para yourei saat
memperhatikan mereka dan menyembunyikan kenyataan bahwa dia bisa melihat
mereka.
Manik
merah-emasnya terus menatap Reika dengan penuh selidik.
“b-bagaimana
ini” batin Reika, dia melihat sekeliling. Tapi sang yourei terus saja
memperhatikannya.
“Aku harus
kabur” Dia mundur beberapa langkah, dan langsung melarikan diri dari yourei
itu.
Sang yourei
hanya menatap kepergian gadis itu, kemudian sebuah seringai menghiasi bibirnya
“ gadis yang menarik”.
Reika POV
Aku terus
berlari menuju rumahku, tidak memperdulikan orang-orang yang kesal karena telah
ku tabrak. Yang sekarang ku pikirkan hanyalah jangan-pernah-bertemu-dengannya-lagi.
-skip time-
Aku hanya
berbaring di tempat tidurku. Tidak bisa tidur? Ya itulah alasannya.
Tatapan penuh
intimidasi itu terus menyeruak dipikiranku. Walaupun tatapan yourei itu
hanyalah tatapan kosong belaka.
“apa semua yourei mempunyai tatapan seperti
itu” pikirku.
“memang awalnya
hanya tatapan kosong, tapi setelah menyadariku tatapan itu langsung berubah”.
“tapi dia tadi
tidak menyerangku, bukannya yourei akan menyrang saat merasa terancam kalau
manusia bisa melihatnya”.
Aku terus
berpikir banyak hal, dan kembali teringat tatapan itu.
“apa dia
kesepian?”.
Normal POV
Karna pertemuan
itu, Reika banyak berpikir. Mungkin tidak semua yourei itu jahat.
“sudah jam
berapa ini” dia menengok jam dinding dan “JAM 4 PAGI”.
Pada akhirnya
karena terlalu banyak berpikir, dia tidak tidur semalaman.
-skip time-
“umm....Shikakucchi,
kantung matamu semakin lama semakin besar ssu” komentar Kise saat jam
istirahat.
“diamlah,
Kise-kun, jangan berisik” desisnya sangar, mencoba tidur beberapa menit sebelum
jam pelajaran dimulai kembali.
“hiiii
Shikakucchi ketularan Aominecchi”
“jangan
menyamakanku dengan orang lain” sergah Aomine memukul kepala Kise dengan
majalah Mai-chan kesayangannya
“Aominecchi
hidoii ssu”
Kerena merasa
terganggu, Reika memilih keluar. Meninggalkan Aomine dan Kise yang masih saja
ribut seperti biasa.
“ya ampun tidak
musim semi, musim panas pun mereka itu selalu saja berisik” Reika memilih
berjalan ke atap sekolah dari pada mendengarkan rengekan Kise dan kemarahan
a.k.a aungan Aomine.
Saat Reika
sedang berjalan, tak sengaja dia melihat seorang yourei di dekat jalan menuju
kamar mandi anak perempuan. Memang sih kamar mandi perempuan terletak di ujung
koridor dan banyak siswa yang bilang tempat itu angker.
Reika memilih
untuk pura-pura tidak melihatnya dan terus berjalan menuju atap sekolah. Yourei
yang Reika lihat adalah sosok perempuan berambut hitam panjang, bercak darah
menghiasi baju kusutnya dan seutas tali tambang melilit lehernya dengan sangat
erat.
“menakutkan”
pikirnya. Dia masih berdebar-debar saat melihat yourei. Takut? Ya itulah
alasannya. Walaupun sering melihat yourei sejak kecil tapi tetap saja itu
adalah hal yang menakutkan.
Reika POV
“syukurlah dia
tidak melihatku” legaku.
“Shika-chan
sedang apa di sini” tegur seseorang di belakangku.
Aku menoleh dan
mendapati Momoi tengah menatapku bingung.
“ah,
Momoi-san...tidak kok. Hanya ingin mencari tempat yang tenang” jawabku berusaha
setenang mungkin.
“oh begitu”
Momoi berjalan mendahuluiku. Kami duduk di sudut atap, merasakan nyamannya
angin yang bergerak pelan menerpa kami berdua.
“pasti Ki-chan
dan Dai-chan bertengkar lagi ya” tebak Momoi membuka bekal makanannya.
Aku menarik
napas panjang “ya begitulah”.
Momoi hanya
terkekeh pelan lalu memakan bentonya. “Shika-chan mau” tawarnya.
Aku melihat
bento yang di bawa Momoi, dan “m-makanan apa itu” batinku.
“M-momoi-san itu
apa ya” tanyaku agak takut. Mau makan takut mati duluan.
“oh ini, ini ebi
katsu. Kau mau” melihat ebi-katsu itu saja sudah ingin membuatku muntah apa
lagi memakannya. Ebi-katsu yang biasanya berwarna kuning keemasan sekarang
berwana coklat kehitaman a.k.a kelebihan gosong.
“t-tidak usah
Momoi-san, Aku sudah kenyang” tolakku halus. Dari pada keracunan lebih baik
menolaknya.
“umm....tadi
Tetsu-kun juga menolaknya” cibirnya kesal dan merasa sedih.
Aku hanya
tersenyum simpul, mungkin Kuroko-kun kabur dengan mistdirectionnya sebelum
keracuanan makanan Momoi.
-skip time-
Aku pulang jam 5
sore lagi, “kenapa harus ada pentas di festival sekolah sih” gerutuku. Merutuki
ekskul musik yang akan mengadakan pentas di festival musim panas ini dan
memaki-maki Senpai yang menyuruhku memainkan piano pada festival nanti.
Aku kembali
melewati jalan dimana Aku kemarin bertemu dengan si yourei bersurai merah dan
berharap tidak bertemu lagi dengannya.
Normal POV
Reika berjalan
seperti biasa, walaupun begitu ada perasaan takut kalau-kalau sang yourei
melihatnya. Saat melewati jalan dia menengok tepat saat waktu sang yourei
melihatnya kemarin.
“ternyata tidak
ada” perasaan Reika sedikit lega karena tidak melihat sang yourei disana dan
memilih kembali berjalan.
“kau mencariku?”
Reika membatu di tempat mendengar suara itu.
“ternyata kau
benar-benar bisa melihatku” ucap sang yourei.
Perasaan Reika
campur aduk, “aku benar-benar ketahuan” batin Reika. Dia sudah berkeringat
dingin karena ketakutan.
Reika berusaha
melangkahkan kakinya, tapi si yourei bersurai merah menahannya.
“kau tidak bisa
membohongiku, Aku tahu kau bisa melihatku”
Reika
betul-betul mengutuk dirinya sendiri kali ini, “aku harus kabur” pikirnya.
Gadis itu
melangkahkan kakinya, dia berlari dan pergi dari sang yourei.
Sang yourei
tersenyum sinis “kau tidak akan bisa kabur dariku”.
Yourei bersurai
merah cerah itu menghilang bersamaan dengan hembusan angin.
-skip time-
“bagaimana ini, Aku benar-benar ketahuan. Oh
kami-sama tolonglah hambamu ini” gerutu gadis itu di dalam kamarnya.
“aku tidak
mungkin menceritakan hal ini kepada nenek, nanti dia akan marah”.
Gadis itu
menguap lebar, tenaganya sudah habis untuk berpikir.
“daripada
memikirkan itu, lebih baik Aku tidur” Reika meringkuk di kasurnya. Seharian
tidak tidur membuatnya lelah.
“bruk....prang....”
Suara berisik
membuatnya terbangun, Reika membuka matanya pelan dan menengok jam dinding yang
menunjukkan pukul 11 malam.
Gadis itu
memilih tidur lagi, tapi “jangan mengacuhkanku seperti itu” seru seseorang di
sampingnya.
Reika
terbelalak, “s-suara itu....” dia menengok ke sampingnya dan....
“selamat malam”
ujar sang yourei bersurai merah dengan manik heterokrom merah-emas yang tersenyum
manis kepadanya.
“UWAAAAAAAA”.
.
.
.
To Be Continued